Jumat, 20 April 2012

MENGENAL TANAMAN SAGU SEBAGAI PELUANG USAHA

Di wilayah Indonesia Bagian Timur, sagu sejak lama dipergunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian penduduknya, terutama di Maluku dan Irian Jaya. Hingga saat ini belum ada data yang pasti yang mengungkapkan kapan awal mula sagu ini dikenal. Teknologi eksploitasi, budi daya dan pengolahan sagu yang paling maju saat ini adalah di Malaysia sedangkan untuk wilayah Indonesia penggunaan sagu belum banyak dan lebih. Oleh karena itu tanaman sagu masih memiliki potensi untuk dikembangkan serta keberadaannya yang relatif terbatas memunculkan potensi peluang usaha tersendiri. Permintaan dalam negeri mulai mengalami peningkatan, seiring dengan perkembangan industri makanan, farmasi, maupun industri lainnya. Pasar ekspor yang potensial adalah Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Thailand dan Singapura.
Tanaman sagu dikenal dengan nama Kirai di Jawa Barat, bulung, kresula, bulu, rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo; Pogalu atau tabaro di Toraja; rambiam atau rabi di kepulauan Aru.

JENIS-JENIS TANAMAN SAGU

Berdasarkan ilmu Botani, Klasifikasi tanaman sagu terbagi atas :
Ordo : Spadiciflorae
Famili : Palmae
Di kawasan Indo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae yang zat tepungnya telah
dimanfaatkan, yaitu Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi. Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu: yang berbunga/berbuah dua kali (Pleonanthic) dan berbunga/berbuah sekali (Hapaxanthic) yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan karbohidratnya lebih banyak.
Golongan ini terdiri dari 5 varietas penting, yaitu:
  • Metroxylon sagus, Rottbol atau sagu Molat.
  • Metroxylon rumphii, Martius atau sagu Tuni.
  • Metroxylon rumphii, Martius varietas Sylvestre Martius atau sagu Ihur.
  • Metroxylon rumphii, Martius varietas Longispinum Martius atau sagu Makanaru.
  • Metroxylon rumphii, Martius varietas Microcanthum Martius atau sagu Rotan.
Dari kelima varietas tersebut, yang memiliki arti ekonomis penting adalah Ihur, Tuni, dan Molat.

PEMANFAATAN TANAMAN SAGU

Pemanfaatan tanaman sagu sebagian besar masih bersifat tradisional, terutama untuk penggunaan keperluan domestik / rumah tangga serta beberapa keperluan industri lain. Secara umum dari tanaman sagu di peroleh manfaat :
  • Pelepahnya dipakai sebagai dinding atau pagar rumah.
  • Daunnya untuk atap.
  • Kulit atau batangnya merupakan kayu bakar yang bagus.
  • Aci sagu (bubuk yang dihasilkan dengan cara mengekstraksi pati dari umbi atau empulur batang) dapat diolah menjadi berbagai makanan.
  • Sebagai makanan ternak.
  • Serat sagu dapat dibuat hardboard atau bricket bangunan bila dicampur semen.
  • Dapat dijadikan perekat (lem) untuk kayu lapis.
  • Apabila rantai glukosa dalam pati dipotong menjadi 3-5 rantai glukosa (modifief starch) dapat dipakai untuk menguatkan daya adhesive dari proses pewarnaan kain pada industri tekstil.
  • Dapat diolah menjadi bahan bakar metanol-bensin.
Wilayah Indonesia merupakan lahan yang cocok untuk pertumbuhan Tanaman sagu, dan jenis tanaman ini masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan di manfaatkan untuk berbagai kepentingan termasuk untuk beberapa industri besar. Oleh karena itu tidak diragukan lagi bahwa tanaman sagu masih memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai peluang usaha.http://binaukm.com/2011/11/mengenal-tanaman-sagu-sebagai-peluang-usaha-2/

1 komentar: