Di wilayah Indonesia Bagian Timur, sagu sejak lama
dipergunakan sebagai makanan pokok oleh sebagian penduduknya, terutama
di Maluku dan Irian Jaya. Hingga saat ini belum ada data yang pasti yang
mengungkapkan kapan awal mula sagu ini dikenal. Teknologi eksploitasi,
budi daya dan pengolahan sagu yang paling maju saat ini adalah di
Malaysia sedangkan untuk wilayah Indonesia penggunaan sagu belum banyak
dan lebih. Oleh karena itu tanaman sagu masih memiliki potensi untuk
dikembangkan serta keberadaannya yang relatif terbatas memunculkan
potensi peluang usaha tersendiri. Permintaan dalam negeri mulai
mengalami peningkatan, seiring dengan perkembangan industri makanan,
farmasi, maupun industri lainnya. Pasar ekspor yang potensial adalah
Jepang, Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Thailand dan Singapura.
Tanaman sagu dikenal dengan nama Kirai di Jawa Barat,
bulung, kresula, bulu, rembulung, atau resula di Jawa Tengah; lapia
atau napia di Ambon; tumba di Gorontalo; Pogalu atau tabaro di Toraja;
rambiam atau rabi di kepulauan Aru.
JENIS-JENIS TANAMAN SAGU
Berdasarkan ilmu Botani, Klasifikasi tanaman sagu terbagi atas :
Ordo : Spadiciflorae
Famili : Palmae
Di kawasan Indo Pasifik terdapat 5 marga (genus) Palmae yang zat tepungnya telah
dimanfaatkan, yaitu Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi. Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu: yang berbunga/berbuah dua kali (Pleonanthic) dan berbunga/berbuah sekali (Hapaxanthic) yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan karbohidratnya lebih banyak.
dimanfaatkan, yaitu Metroxylon, Arenga, Corypha, Euqeissona, dan Caryota. Genus yang banyak dikenal adalah Metroxylon dan Arenga, karena kandungan acinya cukup tinggi. Sagu dari genus Metroxylon, secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu: yang berbunga/berbuah dua kali (Pleonanthic) dan berbunga/berbuah sekali (Hapaxanthic) yang mempunyai nilai ekonomis penting, karena kandungan karbohidratnya lebih banyak.
Golongan ini terdiri dari 5 varietas penting, yaitu:
-
Metroxylon sagus, Rottbol atau sagu Molat.
-
Metroxylon rumphii, Martius atau sagu Tuni.
-
Metroxylon rumphii, Martius varietas Sylvestre Martius atau sagu Ihur.
-
Metroxylon rumphii, Martius varietas Longispinum Martius atau sagu Makanaru.
-
Metroxylon rumphii, Martius varietas Microcanthum Martius atau sagu Rotan.
Dari kelima varietas tersebut, yang memiliki arti ekonomis penting adalah Ihur, Tuni, dan Molat.
PEMANFAATAN TANAMAN SAGU
Pemanfaatan tanaman sagu sebagian besar masih
bersifat tradisional, terutama untuk penggunaan keperluan domestik /
rumah tangga serta beberapa keperluan industri lain. Secara umum dari
tanaman sagu di peroleh manfaat :
-
Pelepahnya dipakai sebagai dinding atau pagar rumah.
-
Daunnya untuk atap.
-
Kulit atau batangnya merupakan kayu bakar yang bagus.
-
Aci sagu (bubuk yang dihasilkan dengan cara mengekstraksi pati dari umbi atau empulur batang) dapat diolah menjadi berbagai makanan.
-
Sebagai makanan ternak.
-
Serat sagu dapat dibuat hardboard atau bricket bangunan bila dicampur semen.
-
Dapat dijadikan perekat (lem) untuk kayu lapis.
-
Apabila rantai glukosa dalam pati dipotong menjadi 3-5 rantai glukosa (modifief starch) dapat dipakai untuk menguatkan daya adhesive dari proses pewarnaan kain pada industri tekstil.
-
Dapat diolah menjadi bahan bakar metanol-bensin.
Wilayah Indonesia merupakan lahan yang cocok untuk
pertumbuhan Tanaman sagu, dan jenis tanaman ini masih memiliki potensi
yang besar untuk dikembangkan dan di manfaatkan untuk berbagai
kepentingan termasuk untuk beberapa industri besar. Oleh karena itu
tidak diragukan lagi bahwa tanaman sagu masih memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai peluang usaha.http://binaukm.com/2011/11/mengenal-tanaman-sagu-sebagai-peluang-usaha-2/
kereeen
BalasHapus