Sabtu, 21 April 2012

Kerajinan Tangan Maluku Masih Diminati Wisatawan

LAPORAN : Indra. L

Daerah Maluku memang sangat kaya dengan keanekaragaman alamnya. Belum semua kekayaan alam itu terjamah, padahal kekayaan alam itu dapat memberi asas manfaat kepada masyarakat dan juga kepada daerah ini.

Bagi seorang pengrajin patung, seperti Silvester Otmudy, kekayaan alam yang ada di daerah ini sudah dapat ia manfaatkan dan diolahnya sendiri sebagai sesuatu yang sangat berharga. 

Dengan ketrampilan dan ispirasi serta jiwa seni yang tinggi, Otmudy dapat mempersembahakan hasil karya seni budaya daerahnya kepada dunia luar. Hal itu terbukti, saat kedatangan Kapal pesiar Voyage Discovery yang membawa ratusan wisatawan yang berkunjung ke Ambon, Minggu (29/1). 

Saat itu Otmudy terlihat sedang menggelar hasil kerajinan tangannya berupa patung yang terbuat dari batu, kayu dan tulang dalam ukuran besar dan kecil. Patung-patung itu sepertinya menjadi magnet bagi wisatawan yang saat itu berkunjung. Wisatawan yang tertarik dengan kerajinan Otmudy itu akhirnya bisa membawa pulang beberapa patung ke tanah airnya dengan harga yang terjangkau.

Para turis memang sangat tertarik dan menyukai hasil kerajinan orang Maluku, sehingga mereka mendatangi tempat digelarnya kerajinan Maluku. Mereka yang mendatangi tempat itu, terdiri dari kebanyakan lanjut usia (lansia). Dan mereka datang bukan dalam bentuk kelompok, tetapi sendiri-sendiri, dan ada juga pasangan suami istri. 

Kunjungan para wisatawan ke daerah ini, Minggu (29/1) adalah bukti bahwa mereka masih tertarik dengan apa yang kita miliki di daerah ini. Sehingga dengan sendirinya membawa berkat tersendiri bagi para pengrajin.
Dibawah ini adalah sebagian hasil kerajinan tangan Otmudy dan kawan-kawan yang digelar saat kunjungan Voyages Discovery di halaman Parkir Pelabuhan Yos Soedarso Ambon. Berikut uraiannya;

Proses Pembuatan Kerajinan Ukir Khas Maluku 

Patung Batu

Aktivitas kesenian, termasuk seni pahat, seringkali memiliki ketergantungan yang besar terhadap alam. Tidak terkecuali dalam pembuatan patung batu tradisional di Maluku. Untuk menghasilkan patung batu yang benar-benar natural, diperlukan bebatuan khusus dari daerah perbukitan atau pegunungan, lembah dan sungai.
Bahan baku ini tergolong sulit diperoleh. Selain perlu waktu panjang untuk menelusuri sungai dan menjelajah lembah, juga diperlukan ketelitian untuk mendapatkan bebatuan yang memenuhi criteria. Ini penting, agar dalam proses pembuatan nanti, bebatuan tersebut tidak mengalami keretakan yang berarti.

Setelah bahan baku pilihan berhasil diperoleh, langkah berikut adalah melakukan penggergajian untuk mendapatkan potongan batu yang sempurna. Potongan batu berukuran besar-kecil ini diperlukan, utamanya ketika membuat motif ukiran pada patung.

Proses pembuatan patung itu sendiri diawali dengan menggambar motif ukiran pada batu. Selanjutnya, pemahatan dilakukan dengan merunut pada pola tersebut. Termasuk merekatkan potongan batu-batu yang telah diukir tadi ke badan patung.

Sudah pasti, ketelatenan dan ketelitian pemahat tetap menjadi modal utama, disamping ide-ide kreatif yang dituangkan ke dalam beraneka bentuk motif.

Patung Kayu

Patung kayu hanya dapat dihasilkan dari bahan baku yang juga bermutu. Bahan baku tersebut dipilih dari kayu khusus yang oleh masyarakat Yamdena – Maluku Tenggara Barat, disebut Knawe Katutun atau Kayu Kanawa. Kayu ini dianggap memiliki daya tarik, terutama pada warna internal dan garis-garis naturalnya.
Untuk membuat patung kayu berukuran besar, seorang pemahat memerlukan bahan baku sepanjang 2, 12 meter. Sedangkan untuk patung berukuran sedang, bahan baku yang diperlukan 1,15 meter.

Setelah bahan baku tersedia, proses kreatif diawali dengan menggambar motif atau model patung pada kayu. Pola inilah yang nantinya menjadi acuan bagi si pemahat pada saat melakukan pemahatan.

Pemahatan pola yang telah terbentuk mulai dikerjakan. Untuk menghindari kesalahan, tahap ini menuntut ketelitian dan ketelatenan, disamping pengerjaan yang ekstra hati-hati.

Pada tahap pengukiran, terutama ketika mengerjakan detail patung, pemahat biasanya menggunakan sebilah pisau. Pisau ini selalu dijaga ketajamannya dengan melakukan pengasahan secara rutin.

Tahap terakhir adalah mengamplas. Proses finishing ini dilakukan dengan menggunakan kertas penghalus, sehingga diperoleh hasil akhir sesuai yang dikehendaki.

Patung Syompe

Patung laki-laki dan perempuan dalam posisi duduk bersila ini dikenal dengan nama patung Syompe. Posisi bersila merupakan cermin pengakuan manusia kepada sang pencipta alam semesta yang telah memberikan karunia sumber daya alam nan berlimpah. Aksesori yang diukir pada patung setinggi 1,2 meter ini; gelang, kalung anting, hiasan kepala serta ukiran di atas tempat duduk, melambankan kekayaan alam yang tak ada habisnya.







Walut tumbur

Menggambarkan sepasang lelaki dan perempuan yang sedang membawa persembahan/sesaji kepada para dewa atau leluhur. Tradisi persembahan merupakan wujud ungkapan syukur penduduk kepulauan tanimbar – Maluku Tenggara Barat pada masa lalu atas keberhasilan mereka dalam pertanian. Walut atau patung Tumbur umumnya dibuat dari kayu hitam atau ebony wood, setinggi 31 cm untuk patung pria dan 30 cm untuk patung wanita.

Walut Tumbur Ulnir Du

Karakteristik patung kayu setinggi 30 cm ini terletak pada model kepala manusia yang tersusun dan terpancang pada sebuah tiang kayu. Model ini menggambarkan sisi gelap kehidupan manusia yang memiliki ilmu hitam dan berada di bawah pengaruh roh jahat. Manusia seperti itu umumnya memiliki sifat kejam dan bengis, tercermin pada bentuk dan wajah patung yang menyeramkan. Masyarakat local Kepulauan Tanimbar mengenalnya sebagai patung magis atau patung berhala. 
 
 
 
 
 
 

Potensi Pengembangan Rumput Laut di Prov. Maluku

Written by Administrator   
Thursday, 01 March 2012 15:10 


 

Rumput laut merupakan salah satu jenis komoditas unggulan budidaya perairan dengan nilai ekonomi pasar yang kompetitif baik di pasaran dalam negeri maupun ekspor. Ini antara lain karena di samping berfungsi sebagai makanan juga disebabkan oleh diversifikasi produk rumput laut yang memiliki berbagai kegunaan.
Seiring dengan kemajuan sains dan teknologi, pemanfaatan rumput laut telah meluas diberbagai bidang seperti pertanian sebagai bahan pupuk organik dan pembuatan media tumbuh dalam kultur jaringan (tissue culture); di bidang peternakan, peternak hewan potong kadang-kadang memberi makanan ternaknya dengan rumput laut, sehingga dihasilkan daging yang enak; di bidang kedokteran: digunakan sebagai media kultur bakteri (bacteria culture); di bidang farmasi: digunakan sebagai pembuat suspensi, pengemulsi, tablet, plester dan filter; sedangkan di bidang industri lainnya: dalam proses pengolahan produksi, rumput laut digunakan sebagai bahan aditif seperti pada industri tekstil, kertas, keramik, fotografi, insektisida, pelindung kayu dan pencegahan api.
Berbagai kegunaan ini menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap komoditas ini, dimana terjadi peningkatan permintaan sekitar 15% per tahun. Oleh sebab itu, prospek budidaya rumput laut yang sangat menjanjikan, mendorong minat banyak masyarakat investor untuk berinvestasi dalam usaha budidaya rumput laut. Rumput laut di tingkat lokal (Seram Bagian Barat) biasanya dipasarkan dengan harga yang fluktuatif, dari Rp. 7.000 s/d 9.000 per kg.

Produksi Rumput laut di Seram Bagian Barat,Kabupatn Seram Bagian Timur dan Kabupten Kepulauan Aru
Total potensi lahan budidaya rumput laut mencapai 19.509,29 hektar. Namun besar lahan yang baru termanfaatkan hanya sebesar untuk Seram Bagian Barat  929,9 hektar, Kabupaten Seram Bagian Timur 140 hektar dan kabupaten kepulauan aru 1587 hektar.
Produksi Rumput Laut Eucheuma cottonii  di Kabupaten Seram Bagian Barat,Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru untuk kebutuhan eksport masih dalam bentuk bahan mentah yaitu berupa rumput laut kering. Untuk produk olahan masih bersifat tradisional untuk konsumsi rumah tangga berupa manisan, es cendol, puding, dan dodol rumput laut dan sebagainya

Lokasi Potensial Budidaya Rumput Laut
Sebagai penjabaran secara detail tentang lokasi budidaya perairan, khususnya budidaya rumput laut, telah diidentifikasi Lokasi Potensial Budidaya Rumput Laut. Lokasi budidaya rumput laut yang berpotensi dikembangkan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten SeramBagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru tersebar di berbagai kecamatan.

Tabel 4. Distribusi Lokasi Potensial Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru
A. Kabupaten Seram Bagian Barat
No.
Kecamatan
Desa/dusun
Potensi Lahan
(Ha)
Sistem Budidaya
1
Seram Barat
Desa Kaibobo
750
Longline
Dusun Pohon Batu Kawa
500
Longline
Desa Eti
100
Longline
Desa Ariate
75
Longline
Desa Luhu dan Iha
15
Longline
Dusun Pelita jaya
30
Longline
Dusun Kotania
10
Longline
Dusun Wael
75
Longline
Dusun Taman Jaya
40
Longline
Dusun Aerpesy
400
Longline
Dusun Pulau Ose
500
Longline
2
Huamual Belakang
Dusun Huaroa
300
Longline
Dusun Pulau Kasuari
250
Longline
Selat Valantine
400
Longline
Selat Sole
600
Longline
Desa Waesala
50
Longline
Dusun Hanunu
15
Longline
Dusun Tatinang
30
Longline
Dusun Masika Jaya
40
Longline
Dusun Pulau Luhu
15
Longline
Desa Luhutuban
25
Longline
Dusun Uwe
50
Longline
Dusun Kupelejaya
40
Longline
3
Kairatu
Desa Nurue
100
Longline
Desa Kamariang
150
Longline
Desa Rumahkay
150
Longline
Desa Kamal
100
Longline
total
7690
Kabupaten Seram Bagian Timur

No.
Kecamatan
Desa/dusun
Luas Lahan Potensial (Ha)
Jenis Budidaya
1
2
Seram Timur
Pulau Gorom
Pulau Parang
119,92
Longline
Pulau Kellu
92,46
Longline
PulauKeffing(dusun Namalomin,Maar dan Karang)
794,66
Longline
Pulau Geser
90,81
Longline
Pulau Kelwaru (Dekat Geser)
407,98
Longline
Pulau Seram Laut
324,87
Longline
Pulau Kifar
356,80
Longline
Pulau Neding
315,24
Longline
Pulau Grogos
1.080,10
Longline
3
Wakate
Pulau Panjang
322,51
Longline
Pulau Manaoka
254,70
Longline
Pulau Gorom
733,62
Longline
Kabupaten Kepulauan Aru

No.
Kecamatan
Desa/dusun
Luas Lahan Budidaya
Jenis Budidaya
1
Aru Utara
Pulau Arakula
12,75
Longline
Pulau Konan
28,94
Longline
Pulau Wasir
12,32
Longline
Pulau Merang
5,29
Longline
Lau-lau
33,31
Longline
Tunguwatu
50,20
Longline
Pulau Watulai
177,37
Longline
Pulau Kenari
17,20
Longline
Werilau
53,53
Longline
Marlasi
2,09
Longline
Selmona
9,66
Longline
2
Aru Selatan
Durjela
2,78
Longline
Balatan Warjukur
81,21
Longline
Pulau Leer
17,59
Longline
Pulau Mariri
9,39
Longline
Pulau Workai
101,37
Longline
Pulau Barakan
18,10
Longline
Pulau Kraweira Besar
58,52
Longline
Pulau Maar
183,80
Longline
Pulau Enu
16,57
Longline
Karei – Jomon
235,90
Longline
Pulau Maar
183,80
Longline
Pulau Enu
16,57
Longline
Pulau Karang
4,59
Longline
Pulau Karaweira
47,88
Longline
Pulau Djeh
3,88
Longline
Pulau pulau Jin
146,04
Longline
Peluang Pasar
Budidaya rumput dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Maluku, karena perkembangan permintaan komoditas rumput laut yang sangat besar.Hal ini disebabkan rumput laut merupakan salah satu komoditas penting karena kandungan agar nya, dan kandungan karagenan yang penggunaannya makin meluas, salah satunya adalah jenis Eucheuma cottonii. Kebutuhan rumput laut kering yang telah diolah menjadi tepung ditujukan untuk ekspor dan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karagenan merupakan bahan yang banyak digunakan untuk berbagai industri makanan.
Perkembangan industri pengolahan rumput laut di Indonesia semakin pesat. Di antara industri yang ada, saat ini telah berdiri industri baru yang dikembangkan untuk produksi karagenan di beberapa kota seperti Surabaya, Makasar, Jakarta dan Bali. Dan salah satu pemasok rumput laut kering ialah yang berasal dari Maluku. Perkembangan harga rumput laut kering juga meningkat tiap tahun rata rata 5%, sejalan dengan perkembangan industri pengolahan rumput laut. Kendala yang saat ini dihadapi oleh pembudidaya rumput laut di Provinsi Maluku adalah kurangnya permodalan bagi pembudidaya rumput laut untuk pengembangan usahanya, sehingga kapasitas dan kontinuitas produksi rumput laut sekarang ini relatif rendah. Akibatnya begitu ada permintaan pasokan rumput laut dari pengusaha dalam jumlah yang cukup banyak tidak dapat dipenuhi.
Dengan demikian, pasar rumput laut kering masih memiliki peluang pasar yang terbuka luas, dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan industri makanan, yang mempunyai sifat pasar yang selalu terbuka.
Beberapa negara tujuan ekspor rumput laut yang selalu disebut dengan potensi pasar di luar negeri yang sangat menjanjikan antara lain: Denmark, Jepang, China, Filipina, Korea, Taiwan, Australia dan Amerika, disamping beberapa negara lain di Asia dan Eropa yang masih membutuhkan produk rumput laut, baik olahan maupun dalam berbagai olahan.