Kamis, 07 Juni 2012
Industri Rumput Laut Penggerak Ekonomi Maluku
Published :
18.32
Author :
Teras Toisuta
Diposting oleh : Administrator
Kategori: Tangerang - Dibaca: 18306 kali
Swaratangerang.com -- Wakil Menteri Perindustrian, Alex Retraubun mengajak pimpinan Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) untuk menjadikan rumput laut sebagai modal utama menggerakan ekonomi masyarakat. "Pokoknya industri rumput laut harus tumbuh di Maluku karena waktu panennya hanya membutuhkan waktu 45 hari saja," kata Retraubun saat memberikan sambutan pada pembukaan Sidang ke-36 Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode GPM di Ambon. Retraubun mengatakan, dijadikannya rumput laut sebagai penggerak ekonomi kerakyatan di Maluku karena selain waktu panen yang hanya 45 hari, juga tidak membutuhkan teknologi canggih dan investasi besar. "Hanya dengan botol bekas air mineral dan tali plastik saja masyarakat sudah bisa membudidayakan rumput laut," ujarnya. Dia menegaskan, jika mulai saat ini seluruh masyarakat Maluku menggeluti rumput laut, maka maka produksinya meningkat dan industri skala besar akan tumbuh di daerah provinsi ini. "GPM memiliki ribuan pendeta yang bertugas sebagai pelayan jemaat yang tersebar hingga ke pelosok terpencil. Seluruh kekuatan GPM mulai saat ini harus menjadi motor penggerak pengembangan dan budidaya rumput laut di Maluku," tandasnya. Dia menegaskan, program pengembangan budaya rumput laut telah dijadikan prioritas untuk mewujudkan seruan dan komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional saat puncak pelayaran internasional Sail Banda 2010, di Ambon. "Namun jika budidaya yang mudah dan investasinya kecilnya ini saja tidak bisa dilakukan, maka jangan berharap Maluku akan menjadi lumbung ikan nasional," katanya. Menurutnya, jika seorang warga membudidayakan rumput laut dengan menggunakan tali plastik sepanjang 200 meter, maka dalam waktu 45 hari sudah bisa memanen 100 kilogram rumput laut kering, dan jika dijual di Pulau Jawa dengan harga berlaku saat ini yakni Rp10.000/kg, maka keuntungannya Rp1 juta. "Karena itu saya harapkan rumput laut bisa menjadi komoditi penting di Maluku. Makanya saya imbau seluruh Pendeta yang menjadi pelayan jemaat hingga di daerah terpencil mulai dari saat ini harus menggerakan ekonimi rakyat dengan budidaya," ujarnya. (AW)
Pabrik Pengolahan Rumput Laut Dibangun di Maluku Tenggara
Published :
18.25
Author :
Teras Toisuta
LANGGUR, KOMPAS.com - Melanjutkan rencana pengembangan industri rumput laut di Tanah Air, Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, meresmikan tahapan pembangunan gedung pabrik rumput laut di Ohoi Letvuan, Kabupaten Maluku Tenggara.
Keberadaan pabrik diharapkan bisa memacu dan meningkatkan taraf kesejahteraan pembudidaya rumput laut di kabupaten ini. Peresmian pembangunan pabrik, Senin (31/10/2011), dilakukan dengan peletakan batu pertama secara bergantian oleh Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, Bupati Maluku Tenggara Anderias Rentanubun, dan Direktur Jenderal Pengembanganan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedy Mulyadi.
Pabrik yang terletak di lahan seluas 5 hektar ini adalah pabrik yang mengolah rumput laut kering menjadi alkali treated cottoni (ATC) chips atau agar kertas.
Dari tempat ini, agar kertas akan diekspor ke negara-negara yang memproduksi karagenan atau agar bubuk yang menjadi bahan penolong industri makanan, kosmetik, ataupun cat tembok.
Alex mengatakan, keberadaan pabrik akan menjadi barometer maju tidaknya pembangunan di daerah. Hal ini tidak hanya berlaku di kabupaten itu, tetapi seluruh kabupaten di Indonesia, terutama Indonesia timur.
"Tetapi pembangunan ini tetap saja butuh kerja sama dan didukung oleh rakyat," ujar Alex.
Bupati Maluku Tenggara, Anderias Rentanubun, menilai, keberadaan pabrik itu adalah bentuk kepedulian pemerintah pusat membantu memperbaiki taraf kesejahteraan rakyat.
Rumput laut adalah sebagai komoditas unggulan di daerahnya. Produksi selama tiga tahun terakhir dari 360 ton per panen menjadi 1.200 ton per panen, menjadi semangat pemkab mengentaskan kemiskinan.
"Kami harap, dukungan ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja," ungkap Anderias. Ia berharap kontinyuitas dukungan pemerintah pusat, dapat mengurangi angka kemiskinan di daerahnya.
Sabtu, 21 April 2012
Kerajinan Tangan Maluku Masih Diminati Wisatawan
Published :
00.22
Author :
Teras Toisuta
LAPORAN : Indra. L
Daerah
Maluku memang sangat kaya dengan keanekaragaman alamnya. Belum semua
kekayaan alam itu terjamah, padahal kekayaan alam itu dapat memberi asas
manfaat kepada masyarakat dan juga kepada daerah ini.
Bagi seorang pengrajin patung, seperti
Silvester Otmudy, kekayaan alam yang ada di daerah ini sudah dapat ia
manfaatkan dan diolahnya sendiri sebagai sesuatu yang sangat berharga.
Dengan ketrampilan dan ispirasi serta jiwa
seni yang tinggi, Otmudy dapat mempersembahakan hasil karya seni budaya
daerahnya kepada dunia luar. Hal itu terbukti, saat kedatangan Kapal
pesiar Voyage Discovery yang membawa ratusan wisatawan yang berkunjung
ke Ambon, Minggu (29/1).
Saat itu Otmudy terlihat sedang menggelar
hasil kerajinan tangannya berupa patung yang terbuat dari batu, kayu dan
tulang dalam ukuran besar dan kecil. Patung-patung itu sepertinya
menjadi magnet bagi wisatawan yang saat itu berkunjung. Wisatawan yang
tertarik dengan kerajinan Otmudy itu akhirnya bisa membawa pulang
beberapa patung ke tanah airnya dengan harga yang terjangkau.
Para turis memang sangat tertarik dan
menyukai hasil kerajinan orang Maluku, sehingga mereka mendatangi tempat
digelarnya kerajinan Maluku. Mereka yang mendatangi tempat itu, terdiri
dari kebanyakan lanjut usia (lansia). Dan mereka datang bukan dalam
bentuk kelompok, tetapi sendiri-sendiri, dan ada juga pasangan suami
istri.
Kunjungan para wisatawan ke daerah ini,
Minggu (29/1) adalah bukti bahwa mereka masih tertarik dengan apa yang
kita miliki di daerah ini. Sehingga dengan sendirinya membawa berkat
tersendiri bagi para pengrajin.
Dibawah ini
adalah sebagian hasil kerajinan tangan Otmudy dan kawan-kawan yang
digelar saat kunjungan Voyages Discovery di halaman Parkir Pelabuhan Yos
Soedarso Ambon. Berikut uraiannya;
Proses Pembuatan Kerajinan Ukir Khas Maluku
Patung Batu
Aktivitas
kesenian, termasuk seni pahat, seringkali memiliki ketergantungan yang
besar terhadap alam. Tidak terkecuali dalam pembuatan patung batu
tradisional di Maluku. Untuk menghasilkan patung batu yang benar-benar
natural, diperlukan bebatuan khusus dari daerah perbukitan atau
pegunungan, lembah dan sungai.
Bahan baku
ini tergolong sulit diperoleh. Selain perlu waktu panjang untuk
menelusuri sungai dan menjelajah lembah, juga diperlukan ketelitian
untuk mendapatkan bebatuan yang memenuhi criteria. Ini penting, agar
dalam proses pembuatan nanti, bebatuan tersebut tidak mengalami
keretakan yang berarti.
Setelah bahan baku pilihan berhasil
diperoleh, langkah berikut adalah melakukan penggergajian untuk
mendapatkan potongan batu yang sempurna. Potongan batu berukuran
besar-kecil ini diperlukan, utamanya ketika membuat motif ukiran pada
patung.
Proses pembuatan patung itu sendiri diawali
dengan menggambar motif ukiran pada batu. Selanjutnya, pemahatan
dilakukan dengan merunut pada pola tersebut. Termasuk merekatkan
potongan batu-batu yang telah diukir tadi ke badan patung.
Sudah pasti, ketelatenan dan ketelitian
pemahat tetap menjadi modal utama, disamping ide-ide kreatif yang
dituangkan ke dalam beraneka bentuk motif.
Patung Kayu
Patung kayu hanya dapat dihasilkan dari
bahan baku yang juga bermutu. Bahan baku tersebut dipilih dari kayu
khusus yang oleh masyarakat Yamdena – Maluku Tenggara Barat, disebut
Knawe Katutun atau Kayu Kanawa. Kayu ini dianggap memiliki daya tarik,
terutama pada warna internal dan garis-garis naturalnya.
Untuk
membuat patung kayu berukuran besar, seorang pemahat memerlukan bahan
baku sepanjang 2, 12 meter. Sedangkan untuk patung berukuran sedang,
bahan baku yang diperlukan 1,15 meter.
Setelah bahan baku tersedia, proses kreatif
diawali dengan menggambar motif atau model patung pada kayu. Pola
inilah yang nantinya menjadi acuan bagi si pemahat pada saat melakukan
pemahatan.
Pemahatan pola yang telah terbentuk mulai
dikerjakan. Untuk menghindari kesalahan, tahap ini menuntut ketelitian
dan ketelatenan, disamping pengerjaan yang ekstra hati-hati.
Pada tahap pengukiran, terutama ketika
mengerjakan detail patung, pemahat biasanya menggunakan sebilah pisau.
Pisau ini selalu dijaga ketajamannya dengan melakukan pengasahan secara
rutin.
Tahap terakhir adalah mengamplas. Proses
finishing ini dilakukan dengan menggunakan kertas penghalus, sehingga
diperoleh hasil akhir sesuai yang dikehendaki.
Patung Syompe
Patung
laki-laki dan perempuan dalam posisi duduk bersila ini dikenal dengan
nama patung Syompe. Posisi bersila merupakan cermin pengakuan manusia
kepada sang pencipta alam semesta yang telah memberikan karunia sumber
daya alam nan berlimpah. Aksesori yang diukir pada patung setinggi 1,2
meter ini; gelang, kalung anting, hiasan kepala serta ukiran di atas
tempat duduk, melambankan kekayaan alam yang tak ada habisnya.
Walut tumbur
Menggambarkan sepasang lelaki dan perempuan
yang sedang membawa persembahan/sesaji kepada para dewa atau leluhur.
Tradisi persembahan merupakan wujud ungkapan syukur penduduk kepulauan
tanimbar – Maluku Tenggara Barat pada masa lalu atas keberhasilan mereka
dalam pertanian. Walut atau patung Tumbur umumnya dibuat dari kayu
hitam atau ebony wood, setinggi 31 cm untuk patung pria dan 30 cm untuk
patung wanita.
Walut Tumbur Ulnir Du
Karakteristik
patung kayu setinggi 30 cm ini terletak pada model kepala manusia yang
tersusun dan terpancang pada sebuah tiang kayu. Model ini menggambarkan
sisi gelap kehidupan manusia yang memiliki ilmu hitam dan berada di
bawah pengaruh roh jahat. Manusia seperti itu umumnya memiliki sifat
kejam dan bengis, tercermin pada bentuk dan wajah patung yang
menyeramkan. Masyarakat local Kepulauan Tanimbar mengenalnya sebagai
patung magis atau patung berhala.
Potensi Pengembangan Rumput Laut di Prov. Maluku
Published :
00.19
Author :
Teras Toisuta
Written by Administrator | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Thursday, 01 March 2012 15:10 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rumput laut merupakan salah satu jenis
komoditas unggulan budidaya perairan dengan nilai ekonomi pasar yang
kompetitif baik di pasaran dalam negeri maupun ekspor. Ini antara lain
karena di samping berfungsi sebagai makanan juga disebabkan oleh
diversifikasi produk rumput laut yang memiliki berbagai kegunaan.
Seiring dengan kemajuan sains dan
teknologi, pemanfaatan rumput laut telah meluas diberbagai bidang
seperti pertanian sebagai bahan pupuk organik dan pembuatan media tumbuh
dalam kultur jaringan (tissue culture); di bidang peternakan, peternak
hewan potong kadang-kadang memberi makanan ternaknya dengan rumput laut,
sehingga dihasilkan daging yang enak; di bidang kedokteran: digunakan
sebagai media kultur bakteri (bacteria culture); di bidang farmasi:
digunakan sebagai pembuat suspensi, pengemulsi, tablet, plester dan
filter; sedangkan di bidang industri lainnya: dalam proses pengolahan
produksi, rumput laut digunakan sebagai bahan aditif seperti pada
industri tekstil, kertas, keramik, fotografi, insektisida, pelindung
kayu dan pencegahan api.
Berbagai kegunaan ini menyebabkan
meningkatnya permintaan terhadap komoditas ini, dimana terjadi
peningkatan permintaan sekitar 15% per tahun. Oleh sebab itu, prospek
budidaya rumput laut yang sangat menjanjikan, mendorong minat banyak
masyarakat investor untuk berinvestasi dalam usaha budidaya rumput laut.
Rumput laut di tingkat lokal (Seram Bagian Barat) biasanya dipasarkan
dengan harga yang fluktuatif, dari Rp. 7.000 s/d 9.000 per kg.
Produksi Rumput laut di Seram Bagian Barat,Kabupatn Seram Bagian Timur dan Kabupten Kepulauan Aru
Total potensi lahan budidaya rumput laut
mencapai 19.509,29 hektar. Namun besar lahan yang baru termanfaatkan
hanya sebesar untuk Seram Bagian Barat 929,9 hektar, Kabupaten Seram
Bagian Timur 140 hektar dan kabupaten kepulauan aru 1587 hektar.
Produksi Rumput Laut Eucheuma cottonii di Kabupaten Seram Bagian Barat,Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru untuk kebutuhan eksport masih dalam bentuk bahan mentah yaitu berupa rumput laut kering. Untuk produk olahan masih bersifat tradisional untuk konsumsi rumah tangga berupa manisan, es cendol, puding, dan dodol rumput laut dan sebagainya Lokasi Potensial Budidaya Rumput Laut
Sebagai penjabaran secara detail tentang
lokasi budidaya perairan, khususnya budidaya rumput laut, telah
diidentifikasi Lokasi Potensial Budidaya Rumput Laut. Lokasi budidaya
rumput laut yang berpotensi dikembangkan di Kabupaten Seram Bagian
Barat, Kabupaten SeramBagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru tersebar
di berbagai kecamatan.
Tabel 4. Distribusi Lokasi Potensial Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Kepulauan Aru
A. Kabupaten Seram Bagian Barat
Peluang Pasar
Budidaya rumput dikembangkan oleh
Pemerintah Provinsi Maluku, karena perkembangan permintaan komoditas
rumput laut yang sangat besar.Hal ini disebabkan rumput laut merupakan
salah satu komoditas penting karena kandungan agar nya, dan kandungan
karagenan yang penggunaannya makin meluas, salah satunya adalah jenis
Eucheuma cottonii. Kebutuhan rumput laut kering yang telah diolah
menjadi tepung ditujukan untuk ekspor dan sebagian besar untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Karagenan merupakan bahan yang banyak digunakan
untuk berbagai industri makanan.
Perkembangan industri pengolahan rumput
laut di Indonesia semakin pesat. Di antara industri yang ada, saat ini
telah berdiri industri baru yang dikembangkan untuk produksi karagenan
di beberapa kota seperti Surabaya, Makasar, Jakarta dan Bali. Dan salah
satu pemasok rumput laut kering ialah yang berasal dari Maluku.
Perkembangan harga rumput laut kering juga meningkat tiap tahun rata
rata 5%, sejalan dengan perkembangan industri pengolahan rumput laut.
Kendala yang saat ini dihadapi oleh pembudidaya rumput laut di Provinsi
Maluku adalah kurangnya permodalan bagi pembudidaya rumput laut untuk
pengembangan usahanya, sehingga kapasitas dan kontinuitas produksi
rumput laut sekarang ini relatif rendah. Akibatnya begitu ada permintaan
pasokan rumput laut dari pengusaha dalam jumlah yang cukup banyak tidak
dapat dipenuhi.
Dengan demikian, pasar rumput laut
kering masih memiliki peluang pasar yang terbuka luas, dan terus
berkembang sejalan dengan perkembangan industri makanan, yang mempunyai
sifat pasar yang selalu terbuka.
Beberapa negara tujuan ekspor rumput
laut yang selalu disebut dengan potensi pasar di luar negeri yang sangat
menjanjikan antara lain: Denmark, Jepang, China, Filipina, Korea,
Taiwan, Australia dan Amerika, disamping beberapa negara lain di Asia
dan Eropa yang masih membutuhkan produk rumput laut, baik olahan maupun
dalam berbagai olahan.
|
Langganan:
Postingan (Atom)
Translate
Popular Posts
- Kerajinan Tangan Maluku Masih Diminati Wisatawan
- Gurihnya Kacang Botol dan Embal Maluku Tenggara
- PENGELOLAAN MINYAK KAYU PUTIH KABUPATEN BURU , PROV,MALUKU
- Potensi Sagu: Paling Indonesia
- MENGENAL TANAMAN SAGU SEBAGAI PELUANG USAHA
- Potensi Pengembangan Rumput Laut di Prov. Maluku
- Kerajinan Kulit Mutiara, Cengkih Dipamerkan di Jakarta
- Membangun bisnis coffee shop adalah mendesainnya
- Potensi Bisnis di Laut Maluku
- Industri Rumput Laut Penggerak Ekonomi Maluku